Kamis, 27 Desember 2012

Hukum Seputar Yasinan/Tahlilan/Kenduri Arwah


Selamatan Kematian (Kenduri Arwah) 1 – 7 hari dan 40 hari
Dasar pelaksanaan Selamatan Kematian (Kenduri Arwah) termaktub dalam Kitab Al Hawi Lil Fatawi yang disusun oleh Imam Jalaludin Abdurrahman As Suyuti Jilid 2 Halaman 178 begini :
قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال
قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام , قال الحافظ ألو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام

Artinya:
“Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal ra di dalam kitabnya yang menerangkan tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim sambil berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: TelaH berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.
Telah berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”


Sedang pada halaman 194, penyusun kitab ini menjelaskan :
ان سنة الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول
ِArtinya:
“Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan tersebut tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu sahabat.”


Selanjutnya dalam Kitab Sahih Huzaimah disebutkan sebuah hadits :
عن عبيد بن عمير: قال : يفتن رجلان مؤمن ومنافق فأما المؤمن فيفتن أربعين صباحا.
Dari Ubaid bin Umair r.a , berkata “ Difitnahkan (dalam kubur) dia jenis orang , yang beriman dan yang munafik . maka yg beriman difitnahkan/diuji selama 40 pagi/hari.
Jadi jelas disini bahwa tujuan selamatan itu adalah untuk sedekah dan menghadiahkan bacaan Qur’an dan doa kepada keluarga yang meninggal. Untuk mempertegaskannya kami nukilkan juga suatu hadits dalam Sunan Abu Dawud hadits nomer 2894 dituliskan:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ أَخْبَرَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ أَخْبَرَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اْلأَنْصَارِ قَالَخَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةٍ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْقَبْرِ يُوصِي الْحَافِرَ أَوْسِعْ مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْهِ أَوْسِعْ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ فَلَمَّا رَجَعَ اسْتَقْبَلَهُ دَاعِي امْرَأَةٍ فَجَاءَ وَجِيءَ بِالطَّعَامِ فَوَضَعَ يَدَهُ ثُمَّ وَضَعَ الْقَوْمُ فَأَكَلُوا فَنَظَرَ آبَاؤُنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلُوكُ لُقْمَةً فِي فَمِهِ ثُمَّ قَالَ أَجِدُ لَحْمَ شَاةٍ أُخِذَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ أَهْلِهَا فَأَرْسَلَتْ الْمَرْأَةُ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَرْسَلْتُ إِلَى الْبَقِيعِ يَشْتَرِي لِي شَاةً فَلَمْ أَجِدْ فَأَرْسَلْتُ إِلَى جَارٍ لِي قَدْ اشْتَرَى شَاةً أَنْ أَرْسِلْ إِلَيَّ بِهَا بِثَمَنِهَا فَلَمْ يُوجَدْ فَأَرْسَلْتُ إِلَى امْرَأَتِهِ فَأَرْسَلَتْ إِلَيَّ بِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَطْعِمِيهِ اْلأُسَارَى
“Muhammad bin al-‘Ala’ menceritakan dari (Abdullah) bin Idris dari ‘Ashim bin Kulaib dari ayahnya (Kulaib) dari seorang laki-laki Anshar (shahabat), berkata: ‘Aku keluar bersama Rasulallah berta’ziyah ke salah satu jenazah. Selanjutnya aku melihat Rasulallah di atas kubur berpesan kepada penggali kubur (dengan berkata): ‘Lebarkanlah bagian arah kedua kaki dan lebarkan pula bagian arah kepala!’ Setelah Rasulallah hendak kembali pulang, tiba-tiba seseorang yang menjadi pesuruh wanita (istri mayit) menemui beliau, mengundangnya (untuk datang ke rumah wanita tersebut). Lalu Rasulallah pun datang dan diberi hidangan suguhan makanan. Kemudian Rasulallah pun mengambil makanan tersebut yang juga diikuti oleh para shahabat lain dan memakannya. Ayah-ayah kami melihat Rasulallah mengunyah sesuap makanan di mulut beliau, kemudian Rasulallah berkata: ’Aku merasa menemukan daging kambing yang diambil dengan tanpa izin pemiliknya?!’ Kemudian wanita itu berkata: ’Wahai Rasulallah, sesungguhnya aku telah menyuruh untuk membeli kambing di Baqi,tapi tidak menemukannya, kemudian aku mengutus untuk membeli dari tetangga laki-laki kami dengan uang seharga (kambing tersebut) untuk dikirimkan kepada saya, tapi dia tidak ada dan kemudian saya mengutus untuk membeli dari istrinya dengan uang seharga kambing tersebut lalu oleh dia dikirimkan kepada saya.’ Rasulallah kemudian menjawab: ’Berikanlah makanan ini kepada para tawanan!’”

Kebenaran hakiki hanya milik Allah
Hamba Allah yang dhaif dan faqir
Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad

Comments (6)

Loading... Logging you in...
  • Logged in as
wah manteb mas, lengkap semuanya jd g bingung kalo mau cari referensi masalah agama.... siiip
Bismillahirrahmanirrahim,

Terimakasih Mas Iwan. Semoga blog sederhana kami, bisa memberi wahana Majlis Ilmu bagi umat Islam khususnya yang ber-i'tiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Kebenaran hakiki hanya milik Allah
Hamba Allah yang dhaif dan faqir
Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad
Ass. Wr. Wb.
Dengan mempertajam perbedaan, tak ubahnya seseorang yang suka menembak burung di dalam sangkar. Padahal terhadap Al-Qur’an sendiri memang terjadi perbedaan pendapat. Oleh sebab itu, apabila setiap perbedaan itu selalu dipertentangkan, yang diuntungkan tentu pihak ketiga. Atau mereka sengaja mengipasi ? Bukankah menjadi semboyan mereka, akan merayakan perbedaan ?
Kalau perbedaan itu memang kesukaan Anda, salurkan saja ke pedalaman kepulauan nusantara. Disana masih banyak burung liar beterbangan. Jangan mereka yang telah memeluk Islam dicekoki khilafiyah furu’iyah. Bahkan kalau mungkin, mereka yang telah beragama tetapi di luar umat Muslimin, diyakinkan bahwa Islam adalah agama yang benar.
Ingat, dari 87 % Islam di Indonesia, 37 % nya Islam KTP, 50 % penganut Islam sungguhan. Dari 50 % itu, 20 % tidak shalat, 20 % kadang-kadang shalat dan hanya 10 % pelaksana shalat. Apabila dari yang hanya 10 % yang shalat itu dihojat Anda dengan perbedaan, sehingga menyebabkan ragu-ragu dalam beragama yang mengakibatkan 9 % meninggalkan shalat, berarti ummat Islam Indonesia hanya tinggal 1 %. Terhadap angka itu Anda ikut berperan, dan harus dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT. Astaghfirullah.
Wass. Wr. Wb.
hmjn wan@gmail.com
Mas Derajad's avatar

Mas Derajad · 557 weeks ago

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,

Bismillahirrahmanirrahim

Sdr. hmjn yang saya hormati.

Blog ini kami bangun untuk menangkal pemahaman kelompok takfiri yang biasa menyebut saudaranya sesama muslim dengan sebutan Ahli Takhayul, Bid'ah dan Churafat bahkan tak segan menyebut saudaranya dengan pelaku syirik dan kafir.

Justru masalah furu'iyyah yang mereka angkat, maka suatu keniscayaan jika kami harus menyampaikan bahwa amaliah Ahlus Sunnah Waljamaah mempunyai dalil yang kuat dalam pelaksanaan amaliyah kami.

Ini tidak ada hubungan dengan angka-angka survey yang saudara sebutkan apalagi tentang shalat. Bahkan di artikel lain kami justru membahas masalah hukum-hukum ibadah dan pelaksanaannya, seperti bisa saudara lihat pada pembahasan kitab fiqh Safinatun Naja.

Jadi disini kami menyampaikan kebenaran akan dasar amaliyah yang sudah ada dan mempunyai dalil yang kukuh, semata-mata membentengi aqidah umat Islam agar tidak ragu dalam pelaksanaannya.

Kebenaran hakiki hanya milik Allah
Hamba Allah yang dhaif dan faqir
Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad
NAPOLEON BONAPARTE's avatar

NAPOLEON BONAPARTE · 543 weeks ago

kalian seenaknya saja merenofasi HADIST ha ha ha , seenak perut kalian agar NAFSU SAHWAT KALIAN TERPENUHI. Wanita yang menjamu RASULLULLAH tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga si MAYIT. Ha ha ha anak kecil saja tahu dengan hadist ini. Ketahuan sekali bahwa kalian menghalalkan segala cara untuk mempertahankan tradisi HINDU nenek moyang kalian. Tidak takut kah kalian dengan hadist RASULLULLAH " Siapa yang berbohong atas nama aku , maka carilah tempat duduknya di NERAKA "
1 reply · active 543 weeks ago
Mas Derajad's avatar

Mas Derajad · 543 weeks ago

Saya tinggal di Denpasar sudah lebih dari 15 tahun. Didalam agama Hindu tidak ada selamatan setelah penguburan/pengabenan untuk orang yang telah meninggal. Maka kebohongan yang nyata jika kumpul-kumpul berdo'a mendo'akan ahli kubur adalah bagian agama Hindu.

Berkumpul berdo'a mendo'akan ahli kubur dari keluarga muslim yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya bahkan dianjurkan oleh Allah dalam Qur'an.

Kebenaran hakiki hanya milik Allah
Hamba Allah yang faqir dan dhaif
Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad

Post a new comment

Comments by